Rahim Pengganti

Bab 167 "Ada Apa Dengan Akbar"



Bab 167 "Ada Apa Dengan Akbar"

0Bab 167     
0

Ada Apa dengan Akbar     

Hari ini seluruh sahabat Gina datang ke rumah kedua orang tua nya hal itu dikarenakan Gina ingin berkumpul bersama teman teman nya di sana. Bukan hanya ada teman teman kina saja yang datang namun beberapa teman kedua orang tua nya juga hadir di tempat tersebut. Daffa yang masih bertugas belum ikut bergabung dengan mereka pria itu akan bergabung setelah dia dirinya menyelesaikan tugas nya, Sekar dan juga Akbar baru saja datang bersama setelah membeli beberapa hal yang diminta oleh Oma Iren.     

Akbar lalu membawakan Semua barang barang pesanan Oma Irene masuk ke dalam dapur namun langkah kaki pria itu terhenti ketika mendengar pembicaraan yang ada di dapur saat ini.     

"Itu Sekar punya hubungan apa sama Akbar?" tanya Oma Irene kepada Siska.     

Dari balik lemari Akbar mendengar semua hal yang ditanyakan oleh sangoma kepada Siska. Siska lalu menjelaskan bahwa hubungan antara Sekar dan Akbar adalah sahabatan namun, hal itu tidak diterima oleh Oma Irene wanita paruh baya tersebut mengatakan bahwa pasti ada hal yang ditutupi oleh keduanya saat ini karena mereka berdua terlihat sangat dekat berbeda dengan yang lain.     

"Kalau mereka juga ada hubungan apa apa lah Bun namanya juga anak anak," balas Siska dengan senyum yang mengembang. Namun, jawaban yang diucapkan oleh Tante Siska sangat tidak diterima oleh Oma Ireng wanita itu berdecak kesal dirinya mengatakan bahwa Sekar belum boleh menikah jika dia menikah bukan dengan Akbar karena tidak mau masa depan cucunya itu itu tidak terjamin. Jikapun Sekar menikah muda seperti Gina maka calon suami nya harus orang yang memiliki pekerjaan tetap bukan calon dokter seperti Akbar.     

Mendengar ucapan tersebut membuat Akbar hanya bisa menghela nafas nya berat entah apa yang menyebabkan Oma Iren yang awalnya baik baik saja kepada dirinya tiba tiba menjadi seolah tidak suka akan diri nya dan hal ini menyebabkan hubungan nya dengan Sekar sedikit terancam namun, meskipun seperti itu Akbar akan berusaha untuk mencari perhatian dan supaya merestui hubungan yang masih terjalin secara diam diam ini.     

***     

Sejak mendengar ucapan tersebut Akbar menjadi lebih pendiam pria itu tidak banyak pula seperti sebelum nya bahkan abad seolah menjauh dari sahabat sahabat nya tersebut titik melihat perubahan sikap apar membuat Gina dan juga Sekar saling menatap satu dengan yang lain nya.     

Bahkan Akbar yang biasanya mencairkan suasana tiba tiba hanya diam dan menatap mereka seolah tidak suka berada di tempat tersebut, Sekar lalu mencoba mendekati Akbar namun ketika diri nya beranjak dan mendekat kearah tersebut Akbar tiba tiba saja beranjak dari tempat duduk nya dan hal itu semakin membuat sekarang bingung dengan sikap dari sahabat nya tersebut.     

"Akbar kenapa ya kak?" tanya Gina. Sekar menggelengkan kepala nya, wanita itu juga bingung dengan keadaan Akbar yang tiba tiba saja berubah padahal sebelumnya, pria itu tidak seperti saat ini. "Apa dia ada masalah ya, kak? Atau dia lagi sakit," ucap Gina. Mereka berdua, bingung dengan apa yang terjadi pada Akbar saat ini, sungguh pria itu menunjukkan hal yang berbeda, sehingga membuat Gina dan juga Sekar bingung akan sikap Akbar seperti saat ini.     

Sekar belum beranjak dari tempat nya dan menyusul Akbar yang pergi ke halaman belakang Wanita itu sangat apa yang terjadi saat itu Sekar lalu duduk di samping aku ada yang masih fokus dengan tatapan mata kedepan nya.     

"Loe kenapa?" tanya Sekar. Akbar menoleh ke arah sekarang terlihat dengan sangat jelas bahwa wanita itu mengkhawatirkan diri nya namun, Akbar masih belum bisa membahas apa yang terjadi hari ini seharusnya sebagai seorang laki laki Akbar bisa terus berjuang namun, apa yang terjadi sekarang benar benar membuat diri nya menjadi sekarang bingung, dengan keadaan yang terjadi.     

Diam dilakukan oleh keduanya banyak ucapan yang terlontar dari mereka berdua hal itu membuat Sekar menghela napas nya berat berulang kali wanita itu bingung dengan apa yang terjadi pada Akbar padahal sebelum nya saat mereka pergi membeli beberapa barang Akbar masih bertingkah seperti biasanya namun, saat ini yaitu lebih banyak diam bahkan untuk membuka suara pun dia tidak mau.     

"Gue nggak tahu apa yang saat ini sedang lo pikirkan tapi gue benar benar merasa nggak nyaman dengan sikap yang saat ini lo lakukan dan gue nggak suka dengan sikap sekarang, gue pengen lo yang dulu."     

Setelah mengatakan hal itu segera mencoba untuk beranjak dari tempat duduknya namun, tangan nya dipegang oleh Akbar hal tersebut membuat sekarang lalu menoleh ke arah Akbar kedua nya saling menatap satu dengan yang lain nya. Akbar lalu meminta Sekar untuk duduk kembali di samping nya pria itu menyandarkan kepala nya ke bahu Sekar dan menggenggam tangan wanita itu dengan begitu erat.     

"Kalau hubungan kita diketahui oleh orang lain gimana?" tanya Akbar. Mendengar ucapan tersebut, membuat Sekar menoleh dan menatap ke arah laki laki itu, dengan tatapan yang penuh dengan tanda tanya. "Kenapa lo bahas hal itu?" tanya Sekar.     

Kedua nya, sudah berjanji untuk tidak membahas mengenai banyak hal tentang apapun itu di tempat yang tidak tepat apa lagi, di sini banyak orang yang bisa saja mendengar percakapan mereka.     

"Apa yang terjadi sehingga lo dengan gampang nya bahasa hal seperti ini di sini. Apa yang menyebabkan hal ini lo bahas bilang sama gue ucap," Sekar dengan tatapan mata menatap ke arah Akbar.     

Akbar masih terdiam pria itu bingung untuk memulai dari mana namun, jika dirinya tidak mengucapkan hal yang sebenar nya mereka akan terjadi kesalahpahaman tapi jika Akbar mengatakan hal yang sebenarnya terjadi jadi nya takut jika ada hal yang tidak diinginkan nanti nya.     

"Pokok nya gue nggak mau bahas hal yang seperti ini gue mau kita kalau mau bahas hal hal ini jangan pernah ada orang yang kita kenal di sekitar kita. Karena ini hanya tentang kita bukan tentang orang lain."     

Kedua nya kembali terdiam tidak ada ucapan yang terlontar dari mereka berdua Sekar dan juga Akbar sibuk memikirkan apa yang ada di kepala mereka masing masing. Sekar bingung apa yang menyebabkan Akbar bertingkah seperti ini wanita itu yakin bahwa ada hal yang yang tidak dirinya ketahui sehingga membuat Akbar bisa berkata seperti itu titik sedangkan Akbar sibuk memikirkan bagaimana diri nya harus menjelaskan kepada Sekar mengenai apa yang dia tahu.     

***     

Cukup lama mereka berada di halaman belakang lalu kedua nya mulai beranjak dari sana dan kembali menuju ke ruang tengah di mana semua orang berada senyuman yang dipaksakan Akbar mulai kembali dekat dengan teman teman nya terlihat dengan sangat jelas bahwa diri nya mencoba untuk menutupi sesuatu. Namun, di depan semua orang mungkin saja Akbar bisa menutupi apa yang ada di dalam hati nya. Tetapi di depan Gina pria itu tidak mampu menutupi apa yang saat ini sedang dirasakan oleh nya, karena Gina sudah mengetahui semua sikap para sahabat nya itu masing masing.     

"Lo kenapa?" tanya Gina. Akbar hanya geleng geleng kepala namun, hal itu semakin membuat Gina curiga. "Lo kalau ada masalah ngomong, jangan diam kayak pangsit rebus gini," lanjut Gina. Ibu hamil itu, selalu berkata semaunya, dan hal itu tidak menyinggung Akbar.     

"Gue baik baik aja." Akbar mengatakan hal itu dengan tersenyum. "Tapi hati gue yang nggak baik baik aja," batin nya.     

"Kalau lo bilang kayak gini sama orang lain, mungkin mereka bakalan percaya dengan apa yang Allah ucapkan kan tapi sama gue Maaf gue nggak percaya sama hal itu," ucap Gina dengan lantang. Nafas berat terdengar sangat jelas baik Gina maupun Akbar kedua nya saling menatap satu dengan yang lain nya Akbar bingung harus mengatakan hal seperti apa tapi gak diajak juga diam Gina akan mengetahui nya cepat atau lambat.     

Dari arah belakang Daffa yang melihat Gina bersama Akbar sedang duduk berdua berbicara membuat pria itu lalu mendekati sang istri. Sejujur nya Daffa masih sering cemburu dengan apa apa yang dilakukan oleh Gina dan Akbar padahal jelas jelas pria itu tahu bagaimana hubungan istri nya dengan sahabat nya itu.     

"Sayang!!" ucap Daffa. Gina dan juga Akbar segera menileh. Pria itu berjalan mendekati, Gina dan Akbar yang duduk di sana.     

"Kalian ngapain?" tanya Daffa.     

"Nggak ngapain bang. Gue ke sana dulu," ucap Akbar. Namun, tangan Akbar segera di tahan oleh Gina. Wanita itu menatap sahabat nya dengan tatapan yang begitu intens, sontak saja hal tersebut membuat Daffa bingung melihat interaksi yang dilakukan oleh istri dan sahabat nya itu. "Lo duduk, gue belum selesai bicara," ucap Gina. Akbar dengan sangat terpaksa melakukan hal itu, diri nya hanya bisa pasrah jika sudah seperti ini maka. Gina hanya terus mencerca diri nya, dengan banyak pertanyaan yang sangat sulit bagi Akbar untuk mengungkapkan semua nya.     

Dengan sangat terpaksa Akbar lalu mengungkapkan Apa yang terjadi pria itu mengatakan bahwa saat ini hubungannya dengan Sekar bukan hanya sebatas sahabat tapi memiliki sebuah hubungan spesial hubungan yang sudah berjalan hampir 1 (satu) tahun tersebut. Mendengar hal itu membuat Gina sangat syok wanita itu tidak tahu jika kedua sahabat nya sudah memiliki hubungan selama itu sedangkan selama ini Gina tidak mengetahui hal tersebut Akbar lalu menceritakan kenapa mereka tidak memberitahu mengenai hubungan kedua nya tersebut karena tidak ingin membuat persahabatan mereka hancur hanya karena satu dengan yang lain nya merasa kecewa. Setelah mengatakan hal itu juga mengatakan mengenai alasan kenapa sikap diri nya berubah. Hal tersebut dikarenakan tiba tiba saja Om Iren tidak menyukai diri nya padahal selama ini Oma Irene tidak pernah menunjukkan hal yang tidak suka kepada Akbar namun apa yang diri nya dengar tadi di dapur membuat Akbar menjadi down.     

Daffa disana hanya sebagai pendengar saja pria itu tetap berada di samping sang istri meskipun saat ini Akbar sedang menceritakan tentang kisah nya namun, tetap saja Daffa tidak suka dengan kedekatan istri nya dengan seorang pria lain selain dirinya atau mertuanya. Gina akhir nya mengetahui kenapa Akbar seperti ini wanita itu jadi teringat dengan ucapan dari sang oma beberapa waktu yang lalu saat Bunda nya sedang menelpon Oma Iren saat itu juga Oma Iren mengatakan bahwa mereka atau diri nya tidak suka dengan kedekatan antara Sekar dan juga Akbar.     

"Gue nggak tahu salah gue apa yang jelas satu hal beberapa bulan ini saat gue jemput Sekar Oma selalu menatap gue dengan tatapan sinis padahal sebelum nya tidak pernah melakukan hal tersebut gue nggak tahu apa yang pernah gue lakukan sehingga membuat Oma seperti marah dan tidak suka dengan apa ya apa saja yang dilakukan. Gue cuman berharap semoga hubungan gue ini sampai sekarang budak kucing kucingan lagi seperti 1 tahun belakangan gue capek rasa nya nutupin ini semua tapi balik lagi kita udah punya komitmen untuk menutup hal ini sampai waktu nya tiba."     

Gina tidak bisa memberi komentar wanita itu bingung dengan apa yang terjadi dengan kedua sahabatnya apalagi mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Akbar tadi semakin membuat ibu hamil itu itu tidak mengerti dengan semua keadaan. Akbar lalu beranjak dari tempat tersebut pria itu berbalik dan menuju ke tempat duduk Dewa rasanya hari ini Akbar ini segera pulang daripada berlama lama di tempat ini dengan keadaan yang begitu berbeda aura yang ditampilkan oleh Oma berbeda dengan sebelum nya dan hal itu benar benar membuat Akbar merasa tidak nyaman.     

"Kamu mikirin apa sih sayang Udah nggak usah dipikirin mending kamu istirahat ya masuk kamar terus bobo kasihan anak kita," ucap Daffa.     

Bukan Gina nama nya jika tidak keras kepala wanita itu menggelengkan kepala nya lalu menjajarkan kepala Gina ke dada sang suami keduanya saling berpelukan di sofa ruang tamu sedangkan yang lain melanjutkan acara bakar bakar halaman dekat kolam renang.     

Dewa yang mengerti dengan perubahan sikap antara Akbar dan hanya menatap kedua nya sesekali pria itu lalu menarik nafas panjang nya lalu mencoba mendekat kearah sekarang hanya duduk seorang diri Dewa yakin jika saat ini ada hal yang sedang terjadi antara kedua sahabat nya itu terlihat dari Akbar yang hanya fokus menatap Bara api begitu juga dengan Sekar yang hanya duduk diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.     

"Lo berdua tuh kenapa sih gue bingung lihat nya yang satu diam aja kayak ayam sakit yang satu lagi juga diam aja kayak putus cinta lu berdua kalau ada salah ada masalah coba deh dibilang dibilangin baik baik daripada kayak gini diam diam bae kayak ayam sakit lo berdua gue kesel tau nggak lihat nya. Coba deh kalau gue yang punya masalah terus bersikap kayak gini kalian selalu marah sama gue tapi lihat sendiri kalian berdua yang musuh musuhan kayak gini," ucap Daffa.     

Sekar lalu mengangkat kepalanya tiba tiba pandangan nya dan juga Akbar saling bertemu keduanya saling menatap satu dengan yang lain nya melihat hal itu membuat dewasa semakin yakin bahwa kedua nya sedang memiliki masalah akhir nya Dewa meninggalkan sekarang seorang diri membiarkan sahaba tnya itu untuk berpikir dengan jernih karena Dewa tahu bahwa saat ini sekarang sedang ingin sendirian.     

***     

Malam ini semua nya sudah masuk kedalam kamar nya masing masing seperti biasa sebelum Daffa dan zina menikah para sahabat nya sudah sering menginap di rumah ini rumah Ayah Bian dan Bunda Carissa yang begitu besar membuat semua orang bisa memiliki kamar mereka masing masing. Ketika semua orang sudah masuk kedalam kamar nya masing masing ya dua pasangan hanya diam di dekat kolam renang.     

"Kenapa kamu nggak tidur?" tanya Akbar. Pria itu menatap kearah sekarang masih duduk terdiam diri nya tidak mengerti dengan sikap Sekar saat ini padahal sebelumnya Sekar sendiri yang bilang untuk tidak membahas apapun jika mereka sedang berada di depan orang lain tapi lihat sekarang sekarang malahan duduk dan hanya diam membuat orang orang bertanya kenapa dengan diri nya. Sekar menoleh ke arah Akbar wanita itu bingung dengan perasaan nya sendiri diri nya kesal dengan apa yang dia tahu ya saat sekarang pergi meninggalkan Akbar di halaman belakang tadi tanpa sengaja wanita itu mendengar pembicaraan sang Mami dengan Oma nya dan hal itu membuat Sekar sangat yakin itulah penyebab perubahan sikap Akbar.     

Sekar menggelengkan kepala nya melihat hal itu membuat Akbar mengerti saat ini wanita nya itu ingin sendirian dan tidak ingin diganggu siapapun namun, saat Akbar akan beranjak Sekar sekarang menahan tangan tersebut dan meminta Akbar untuk duduk disamping nya melihat hal itu membuat Akbar lalu duduk, kedua nya terdiam tidak ada yang mengucapkan satu kata pun hingga akhir nya Sekar menyandarkan kepala nya ke bahu Akbar.     

"Please apapun yang terjadi jangan pernah tinggalin gue karena selamanya gue hanya ingin sama lo." Sekar menjeda ucapan nya hingga diri nya kembali menarik napas dengan panjang, dan melanjutkan ucapannya. "Mau Seperti apa orang lain menghalangi kita gue tetap mau sama lo dan selamanya Gue hanya akan cinta sama lo," ucap Sekar dengan penuh keyakinan. Mendengar hal itu membuat agar segera memeluk wanita nya itu dengan satu dengan yang lain nya tanpa mereka sadari ada seseorang yang mengawasi mereka orang tersebut tersenyum melihat kedua nya seperti saat ini.     

Pagi hari nya, suasana kembali menghangat dan hal itu membuat semua orang begitu bahagia, tak terkecuali Gina yang melihat kedekatan Akbar dan juga Sekar seperti sebelumnya juga ikut senang.     

"Gimana tidurnya semalam kalian nyenyak?" tanya bunda Carissa.     

"Nyenyak banget Bun ya ampun aku mau dong Bun jadi anak angkatnya bunda terus biar bisa tidur di sini terus," ucap Akbar. Mendengar hal tersebut membuat Carissa hanya geleng geleng kepala hanya memiliki tiga anak namun, ketika seluruh sahabat Anak musuh nya itu datang ke rumah nya maka Carissa seolah seperti memiliki 8 (delapan) orang anak akibat mereka terlalu ramai dan hal itu membuat Carissa begitu bahagia.     

"Ogah banget gue punya adik modern kayak alobar ogah banget Bunda enggak usah," sahut Ryu. Pria itu memang selalu tidak pernah akur ada ada saja hal yang membuat mereka akan berselisih paham namun, meskipun seperti itu kedua nya akan selalu kompak dalam segala hal.     

Mereka lalu melanjutkan sarapan mereka masing masing Daffa begitu memperhatikan sang istri pria itu dengan sangat telaten membantu istri nya untuk melakukan segala hal pagi tadi juga Dafa dengan sengaja membuatkan susu hamil untuk istrinya tersebut melihat kedekatan tersebut membuat Ayah Bian dan juga bunda Carissa sangat bersyukur dengan anak nya yang ternyata bahagia menerima pernikahan tersebut.     

Setelah selesai sarapan Dina dan Dafa pergi keluar berkeliling kompleks ya ibu hamil itu tiba tiba ingin bersepeda namun, karena usia kandungan Gina yang masih sangat rentan hal itu dilarang oleh ayah Bian sehingga membuat wanita hamil itu seketika cemberut tidak ingin membuat istri nya bersedih Dafa lalu mengusulkan untuk mengajak Gina berkeliling kompleks rumah mertuanya tersebut mendengar hal itu membuat Gina begitu bahagia.     

Sepanjang perjalanan mereka berdua saling menggenggam tangan satu dengan yang lain nya melihat hal itu membuat orang orang menjadi iri dengan apa yang dilakukan oleh mereka berdua.     

"Neng Gina Apa kabarnya Udah lama nggak jalan pagi?" tanya salah satu penjual bubur ayam. Gina tersenyum saat disapa oleh penjual bubur ayam tersebut sebelum dirinya menikah kita selalu saja setiap pagi berjalan di sekitar kompleks dan setelah selesai lari pagi maka Gina akan membeli bubur ayam tersebut.     

"Kabar baik mang iya Udah lama ya aku nggak beli bubur ayam mamang lagi lagi ke soalnya memang udah nggak tinggal di sini mang Alhamdulillah ikut suami tinggal di asrama," jawab Gina dengan senyum yang mengembang.     

"Oalah Si Eneng udah nikah pantes gak pernah ketemu ini pasti mas-mas ganteng ini suaminya neng Gina kan," ucap penjual bubur tersebut. Dafa hanya menganggukkan kepala nya pria itu menyaksikan bagaimana sang istri sedang berbincang bincang dengan penjual bubur keduanya terlihat sangat dekat . Daffa tidak menyangka jika istri nya yang terlihat sangat manja nyata nya begitu sopan dan santun terhadap orang lain senyum di wajah Daffa terbit begitu saja melihat interaksi mereka berdua.     

Setelah itu Gina lalu pamit dari penjual bubur tersebut mereka kembali berjalan kaki mengelilingi kompleks dengan beberapa penglihatan sekeliling yang begitu indah mereka lalu pergi ke taman dimana tempat yang menjadi favorit Gina jika dirinya sudah selesai lari pagi. Ternyata di taman tersebut sedang banyak orang Cina mengingat bahwa hari ini adalah hari libur makanya taman menjadi ramai titik beberapa wanita yang berusia diatas Gina menatap dengan tatapan begitu tajam ke arah Daffa melihat hal tersebut membuat rasa cemburu di dalam dada Gina begitu membara wanita hamil itu segera mengecup pipi Daffa seketika mendapat perlakuan seperti itu membuat Daffa bingung.     

"Sayang!!!" Ucapan manja yang keluar dari mulut sang istri membuat Daffa bingung hingga akhir nya Daffa mengerti kenapa Gina seperti itu. Daffa lalu memanfaatkan hal tersebut pria itu lalu memeluk dengan begitu erat sang istri sambil mengusap perut istri nya itu melihat interaksi seperti itu membuat beberapa orang yang ada di taman sedikit berbisik bisik tentang Gina namun hal tersebut semakin membuat Gina tidak suka sehingga ibu hamil itu langsung meminta sang suami untuk meninggalkan taman.     

Selama perjalanan menuju rumah kedua orang tua Gina wanita hamil itu tak henti-hentinya mengomel dan marah akibat para wanita-wanita yang berusia di atasnya menatap ke arah Daffa dan hal itu membuat Daffa begitu bahagia melihat kecemburuan yang ada di wajah sang istri.     

###     

Selamat malam dan terima kasih semoga kalian tetap suka dengan cerita ini selamat membaca.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.